Pengertian dan Implementasi Kurikulum PAI (Pendidikan Agama Islam)

a. Pengertian Kurikulum PAI


Kurikulum adalah seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang akan ditempuh sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Departemen Agama dalam “Kendali Mutu Pendidikan”(2001), menerangkan kurikulum pendidikan agama Islam adalah seperangkat kurikulum yang disusun berdasarkan pokok-pokok ajaran Islam ( Departemen Agama, 2001 : 15).

Menurut Departemen pendidikan Nasional (2004), Kurikulum PAI adalah mata pelajaran yang disusun dan dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam sehingga PAI merupakan bagian yang diajarkan dari kurikulum yang disusun di unit pendidikan tertentu. Di tinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk membentuk moral dan kepribadian peserta didik yang baik ( Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman, 2004 :2).

Dari pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian kurikulum pendidikan agama Islam, yaitu kurikulum yang disusun berdasarkan pokok-pokok ajaran Islam sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

b. Implementasi Kurikulum PAI

Departemen Agama RI (2001: 39), implementasi proses belajar mengajar pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah umum terbagi menjadi dua. Proses belajar intra kurikuler dan proses belajar mengajar ekstra kurikuler. Untuk kegiatan intra kurikuler waktu proses dua (2) jam pelajaran perminggu atau 2x40 menit dengan kurikulum yang sudah di susun oleh Departemen Agama. Sedangkan untuk pengajaran ekstra kurikuler dilakukan di luar jam sekolah atau pada jam-jam ekstra yang difasilitasi oleh sekolah. Kegiatan pengajaran jenis ini biasanya melalui organisasi ekstra keagamaan yang ada di sekolah yang umum disebut ROHIS (Rohani Islam).

Menurut Mujtahid (2008: 55), untuk mencapai hasil yang maksimal peran kurikulum dapat diterapkan melalui dua model, yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro kedua pendekatan tersebut digunakan untuk mengefektifkan penerapan kurikulum pendidikan agama Islam yang memiliki jangkauan visi yang luas dan terpadu (integral) berdasarkan kebutuhan dan orientasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang memiliki nuansa futuristik dan penuh dengan harapan dari semua pihak.

1) Pendekatan Makro

Masih menurut Mujtahid (2008 : 55), Model pendekatan makro berupaya menghadirkan proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat memberikan nuansa yang berbeda dan harapan kolektif dari semua pihak. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :

a) Merangsang pembelajaran yang unggul
b) Merumuskan kembali tujuan kurikulum PAI
c) Menciptakan sumber belajar unggul
d) Mengukur kemampuan awal siswa
e). Pembentukan performansi perilaku
f) Menyusun evaluasi

2) Pendekatan Mikro

Model pendekatan mikro dalam reformulasi penerapan kurikulum pendidikan agama Islam, yaitu suatu tahapan secara praktis dan sistematis yang memperhatikan situasi dan kondisi sumber daya dukung lembaga pendidikan. Melalui pendekatan mikro ini dimaksudkan agar tujuan penerapan kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah dapat tercapai secara terukur, dan dapat berhasil secara maksimal.

Pendekatan mikro lebih dihadapkan pada hal-hal yang bersifat fungsional, khususnya pengembangan materi, peran guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran. Ketiga komponen tersebut merupakan suatu sistem dalam pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian oleh para pelaku pendidikan. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh lembaga pendidikan untuk menerapkan kurikulum pendidikan agama Islam melalui model pendekatan mikro ini sebagai berikut:

a) Menentukan Tujuan Materi
b) Mengukur Kemampuan Awal Siswa dan Solusinya
c) Pembentukan Perfomansi (perilaku)
d) Menyusun Evaluasi